Smart School Sulsel: Perjosi Nilai Proyek Puluhan Miliar Gagal, Gubernur dan Kadisdik Diduga Lakukan Pencitraan
detikiNews.id | Jakarta, (Tanggal 23-6-25 – Kunjungan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI, Letjen (Purn) AM Putranto, ke Studio Smart School Sulawesi Selatan, menuai kritik tajam. Ketua Umum Perserikatan Journalist Siber Indonesia (Perjosi), Salim Djati Mamma, menilai kunjungan tersebut sebagai ajang pencitraan semata. Smart School, program pembelajaran digital yang diluncurkan pada 2022 dan digadang-gadang sebagai terobosan brilian, dinilai telah mangkrak.
Salim Djati Mamma, atau Bung Salim, mengatakan bahwa program ini nyaris tak berjalan di sekolah-sekolah. Konten pembelajaran tidak diperbarui, tenaga pengajar tidak aktif, dan partisipasi siswa minim. Program ini baru tampak "hidup" saat kunjungan pejabat.
“Smart School itu sudah lama tidak aktif. Tapi yang dipertontonkan ke KSP justru seperti proyek sukses besar. Ini berbahaya karena bisa menyesatkan publik,” tegas Bung Salim. Ia mendesak agar APH mengusut tuntas dugaan penyimpangan ini.
Bung Salim mengungkapkan, dana yang digelontorkan untuk Smart School dari APBD dan dana BOSP diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah. Namun, tidak ada laporan resmi yang menunjukkan capaian pembelajaran, partisipasi siswa, atau evaluasi dampak program terhadap kualitas pendidikan.
Ia menyarankan agar Smart School didesain ulang sesuai Kurikulum Merdeka, dengan pendekatan yang lebih interaktif. Perjosi mendesak Pemerintah Provinsi Sulsel membuka hasil evaluasi resmi Smart School dan melakukan audit menyeluruh atas aliran dana dan realisasi program di lapangan.
"Transparansi penting, apalagi ini menyangkut dana rakyat dan masa depan pendidikan anak-anak Sulsel," pungkas Bung Salim.( al/akc)