Rektor Universitas Warwadewa, Prof.Dr.Ir. I Gede Suranaya Pandit M.P., mendukung penuh dan memberikan apresiasi atas diselenggarakan Focus Group Discussion (FGD) oleh Dewan Pimpinan Wilayah Forum Bela Negara (DPW FBN) RI Provinsi Bali bersama Kampus Kebangsaan Warmadewa yang membahas tentang integritas kebangsaan generasi muda sebagai wujud jiwa bela negara.
Terlebih lagi, FGD dijadikan momentum yang sangat penting di era globalisasi dan digitalisasi, termasuk media sosial yang menjadi ancaman para generasi muda sebagai penerus bangsa, khususnya di kalangan para mahasiswa.
Dengan begitu banyak masukan yang kemungkinan tidak tersaring dengan baik oleh para mahasiswa, sehingga forum diskusi dalam bentuk FGD sangat penting dilakukan sebagai bentuk menjaga integritas kebangsaan, agar generasi muda kokoh dan tidak tergerus oleh arus globalisasi yang sangat besar.
Demikian disampaikan Rektor Universitas Warwadewa, Prof.Dr.Ir. I Gede Suranaya Pandit M.P., saat memberikan sambutan, sekaligus membuka acara Forum Group Discussion Group (FGD), serangkaian Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 2 Mei di Aula Ajnadewi Lantai 5, Fakultas Teknik dan Perencanaan Universitas Warmadewa, Denpasar, Selasa, 29 April 2025.
Menurutnya, arus globalisasi ada bersifat negatif yang tidak perlu ditiru, tapi dibawa ke Indonesia yang diimplementasikan dalam bentuk beberapa acara yang justru bersifat destruktif dan berpotensi mengancam generasi penerus bangsa yang seharusnya perlu diperkuat integritas kebangsaan menuju Indonesia Emas 2045.
Diharapkan, melalui FGD ini, bisa memperkuat jatidiri generasi muda, agar betul-betul menjadi mahasiswa yang berintegritas, dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
"Semoga hal ini bisa membawa semangat generasi muda tidak putus. Sekali lagi, saya ucapkan kepada generasi penerus bangsa yang hari ini kita kedatangan BEM dari berbagai Perguruan Tinggi yang ada di Bali, baik negeri maupun swasta,, diantaranya BEM Universitas Udayana, BEM Universitas Warmadewa, BEM Universitas Undinas BEM Universitas Sugriwa, BEM Universitas Saraswati,
BEM Universitas Mahendradata, tandasnya.
Tak hanya itu, Rektor Universitas Warwadewa menyatakan, bahwa Universitas Warwadewa telah mendeklarasikan sebagai Kampus Kebangsaan Warmadewa.
"Pada beberapa bulan lalu, tepatnya tahun 2024 lalu, kita diberikan sertifikat dari BNPT sebagai Kampus Kebangsaan Warmadewa," ungkapnya.
Mengingat, Universitas Warmadewa telah mampu melaksanakan dan memenuhi beberapa kriteria yang disyaratkan sebagai Kampus Kebangsaan melalui berbagai agenda kegiatan, termasuk Warung NKRI, yang digunakan para mahasiswa dan BEM untuk berdiskusi tentang kebangsaan, termasuk didalamnya Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, Merah Putih serta Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia.
Sesuai dengan visi, lanjutnya Universitas Warwadewa juga sebagai ekowisata yang sangat terkait dengan beberapa kegiatan yang bernuansa kebangsaan.
"Karena itu adalah suatu forum Kampus atau media yang sangat elegan, untuk mereka melaksanakan diskusi dengan menghadirkan beberapa Narasumber, termasuk para dosen kita, yang memiliki kriteria dan kompetensi di bidang Kampus Kebangsaan. Semoga kedepan, Universitas Warmadewa bisa diapresiasi oleh berbagai aktivitas kegiatan dari berbagai elemen masyarakat," harapnya.
Sementara itu, Akademisi Universitas Warmadewa Dr. Anak Agung Putu Sugiantiningsih, S.IP., M.AP., menyampaikan FGD ini dilaksanakan serangkaian memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 2 Mei, sehingga dapat dipahami karakter generasi muda yang mulai luntur akibat pengaruh arus globalisasi.
"Apalagi, pasca Covid-19 ini khan berdampak untuk generasi muda saat ini," kata Sugiantiningsih.
Menyikapi hal tersebut, Sugiantiningsih berupaya menyatukan persepsi melalui forum diskusi bersama untuk menyerap aspirasi dari generasi muda, khususnya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai suatu perwakilan mahasiswa di Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta.
"Kita ingin tahu apa sich sebenarnya masalah dari generasi muda kita ini, sehingga membuat mereka itu menjadi seperti ini. Apakah memang zamannya atau hal lainnya. Jangan sampai nilai Indonesia kita yang tertua, empat konsensus dasar bangsa sebagai pilar-pilar yang sudah kokoh kita kuatkan dari sejak zaman sebelum perang kemerdekaan sampai kita merdeka saat ini," terangnya.
Oleh karena itu, Sugiantiningsih mengingatkan generasi muda atas perjuangan para pahlawan bangsa dengan tetesan darah dan keringat, bahkan nyawa dipertaruhkan untuk memerdekakan bangsa Indonesia.
Untuk itu, pihaknya sebagai Narasumber berkeinginan mengetok tularkan perjuangan pahlawan bangsa kepada generasi muda, yang tugasnya tidak hanya belajar, tapi juga menjaga keutuhan NKRI, meski berada pada era digitalisasi.
"Sekarang seolah-olah sebagian generasi muda mengabaikan perjuangan para pahlawan bangsa. Itu yang ingin kita rangkul semua dengan diingatkan generasi muda berjuang untuk menjaga keutuhan NKRI dan juga memperkuat diri mereka dengan karakter yang dimiliki sebagai karakter penerus bangsa Indonesia," tegasnya.
Narasumber lainnya, Akademisi Universitas Udayana, Efrata Filomeno Borromeu Duarte, S.IP., M.Sos. C.AIM., CRMS., menyatakan generasi muda harus dimengerti terkait materi isu analisis tentang kiprah generasi muda untuk langsung terlibat dalam memetakan isu yang ada, sehingga ketegangan terhadap situasi hari ini lebih cerdas dikawal untuk dipahami.
"Generasi muda harus memiliki kesadaran terhadap kontrol sosial dan fungsi dasar mereka sebagai akademisi kedepannya dan juga tidak lepas dari karakter mereka, setelah menjadi seorang sarjana sebagai modal dasar mereka membangun negeri," jelasnya.
Untuk itu, diharapkan generasi muda memiliki visi, yang cukup kuat, untuk kedepan menjadi seorang pemimpin yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Terlebih lagi, saat ini, banyaknya isu tentu membuat generasi muda akan cukup stres dan depresi, sehingga mereka dengan penyadaran bela negara adalah suatu langkah yang paling konkret yang bisa dilakukan, untuk membuat bumi pertiwi terus berada dalam posisi yang ideal.
"Sebenarnya generasi muda cukup kritis, sehingga tinggal diarahkan pada suatu kondisi bagaimana nanti mereka terlibat nyata dalam pembangunan negara," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Ida Bagus Putu Parta, S.E.,S.H., selaku Ketua DPW FBN Provinsi Bali yang menyebutkan, bahwa FGD ini mengambil tema memaknai Peringatan Hardiknas 2 Mei dalam membangun integritas kebangsaan generasi muda sebagai wujud jiwa bela negara.
Menurutnya, tema ini sangat relevan, karena menyambut 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional yang merupakan lahirnya tokoh pendidikan Taman Siswa, yaitu Ki Hajar Dewantara.
"Karena, beliau berdedikasi di bidang pendidikan. Bahkan, Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno memilih beliau sebagai Menteri Pendidikan," terangnya.
Oleh karena itu, Parta menyatakan untuk memperingati jasa Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan, maka setiap 2 Mei sebagai Hardiknas.
"Karena, ditengah-tengah tantangan globalisasi, bangsa Indonesia yang kita cintai dan seluruh rakyat Indonesia yang kita cintai ditengah-tengah tantangan digitalisasi dan juga tantangan integritas kebangsaan, maka tema ini kita angkat," paparnya.
Mengingat, integritas kebangsaan itu disebutkan rasa cinta tanah air, cinta kepada seluruh rakyat Indonesia dan Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia serta cinta kepada 4 pilar, yakni Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan Merah Putih.
"Itu kita harus tumbuh kembangkan didalam hati setiap generasi muda, karena mereka pelanjut dan penerus perjuangan bangsa yang diletakkan oleh Founding Father, salah satunya Ki Hajar Dewantara," urainya.
Untuk itu, pihaknya dari Forum Bela Negara Republik Indonesia (FBN RI) Provinsi Bali untuk menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
Melalui FGD ini, diharapkan setiap generasi muda memiliki semangat keteladanan Ki Hajar Dewantara dengan konsep pendidikan, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani berarti memberikan contoh yang baik, ketika menjadi pemimpin kedepan.
"Selain itu, juga memberikan motivasi semangat yang baik, ketika berada ditengah-tengah generasi muda dan juga mendorong ketika sudah menjadi sepuh. Ketika juga kita menjadi leader juga kita mendorong, sehingga tema ini sangat sentral sekali untuk mempersiapkan generasi muda agar bisa selalu eksis dan jaya ditengah-tengah tantangan globalisasi, digitalisasi dan tantangan gempuran ideologi," harapnya.
Patut diketahui, bahwa
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Forum Bela Negara (FBN) Provinsi Bali bersama Kampus Kebangsaan Warmadewa menyelenggarakan FGD yang dihadiri oleh sejumlah mahasiswa melalui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai Perguruan Tinggi di Bali.
Menariknya, FGD dipandu oleh Dr. I Made Adiwidya Yowana, SH.,M.H.Li., sebagai Akademisi Stispol Wira Bhakti, Pengurus DPW FBN Bali, Lawyer, alumni Lemhannas RI 2022 dengan menghadirkan tiga Narasumber berkompeten, yakni Akademisi Universitas Warmadewa Dr. Anak Agung Putu Sugiantiningsih, S.IP., M.AP., dan Akademisi Universitas Udayana Efrata Filomeno Borromeu Duarte, S.IP., M.Sos. C.AIM., CRMS., serta Ketua DPW FBN Provinsi Bali, Ida Bagus Putu Parta, S.E.,S.H. (Ranu/Tim).