BREAKING NEWS

"DisBudpar Gandeng Awak Media, Promosikan  Museum Mandar Yang Memiliki Sejarah. 

DETIK✒️NEWS.ID MAJENE, “Museum Mandar sendiri merupakan bekas rumah sakit kolonial Belanda yang dibangun pada tahun 1908, dengan arsitektur bergaya Ekstotok dan ciri khas Eropa. Koleksinya meliputi pakaian pengantin raja dan bangsawan, peta wilayah Kerajaan Pamboang, dan peralatan medis,”

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, menggandeng wartawan untuk mempromosikan Museum Mandar, pada Senin (22/12/2025).


“Museum Mandar sendiri merupakan bekas rumah sakit kolonial Belanda yang dibangun pada tahun 1908, dengan arsitektur bergaya Ekstotok dan ciri khas Eropa. Koleksinya meliputi pakaian pengantin raja dan bangsawan, peta wilayah Kerajaan Pamboang, dan peralatan medis,”

Majene | SULBAR | Lapan6Online : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, menggandeng wartawan untuk mempromosikan Museum Mandar, pada Senin (22/12/2025).

Museum yang terletak di jantung Kota Majene ini menyimpan kekayaan budaya dan sejarah Mandar yang luar biasa, dengan koleksi lebih dari 1.300 benda bersejarah, termasuk pakaian adat, alat musik tradisional, dan peninggalan kolonial.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Majene, Drs. H. Ahmad Djamaan, M.Si., kepada sejumlah awak media, berharap promosi ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan melestarikan budaya Mandar.

“Kami ingin masyarakat lokal dan asing mengenal kekayaan budaya Mandar dan merasakan pengalaman unik di Museum Mandar,” ujarnya.

Museum Mandar sendiri merupakan bekas rumah sakit kolonial Belanda yang dibangun pada tahun 1908, dengan arsitektur bergaya Ekstotok dan ciri khas Eropa. Koleksinya meliputi pakaian pengantin raja dan bangsawan, peta wilayah Kerajaan Pamboang, dan peralatan medis.

Sementara itu, Muh. Afiat Mulwan, Kabid Pengembangan Budaya Kepala Museum mengatakan bahwa,”Untuk tahun 2025 kami mengadakan kegiatan program publik yang bersifat edukatif mengangkat nilai seni dan musik serta tarian pattuduq oleh sanggar ammana pattolawali dan ini terbukti bahwa ada anak yang sudah bertanya ke orang tua mereka dan sering memperagakannya dan ini adalah poin kita dalam memperkenalkan museum mandar dan mengangkat citra dan Adat budaya serta seni di kabupaten Majene,” jelas Afiat Mulwan.

Dengan promosi ini, diharapkan Museum Mandar dapat menjadi destinasi wisata budaya yang lebih populer dan meningkatkan perekonomian lokal.

Secara terpisah, Hasri Gandeng Tokoh Muda Majene yang aktif didunia Budaya dan Pariwisata mengatakan,”Ayo ke museum! Museum itu bukan tempat membosankan, tapi jendela dunia, cermin masa lalu, dan pintu inspirasi; tempat sejarah jadi hidup, wawasan melebar, dan kreativitas terpicu lewat artefak dan cerita pahlawan. Berkunjung ke museum adalah cara seru untuk belajar, menghargai budaya, dan menemukan makna hidup agar kita lebih pintar, open-minded, dan tak kehilangan identitas bangsa,” pungkasnya. (*W/Red)

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image